PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim...
Al ummu madrasatul uula
Ibu adalah sekolah yang pertama (bagi anak-anaknya)
Hadits riwayat Bukhari dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah
bersabda:
"Setiap anak yang dilahirkan itu
telah membawa fitrah beragama (perasaan percaya kepada Allah).
Maka kedua orangtuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama
Yahudi, Nasrani ataupun Majusi"
Imam Al Ghazali mengatakan:
"Anak itu adalah amanat bagi
kedua orangtuanya. Dan hatinya yang suci itu adalah permata
yang mahal. Apabila ia diajar dan dibiasakan kebaikan, makaia
akan tumbuh pada kebaikan itu dan akan mendapatkan kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Tetapi apabila ia dibiasakan untuk
melakukan kejahatan (halyang tidak baik), maka ia akan sengsara dan binasa".
Dalam buku Tarbiyyatul Aulad fil
islam (Pedoman Pendidikan Anak dalam Islam) oleh Dr. Abdullah Nashih Ulwan
Metode-Metode yang Influentif dalam membentuk dan Mempersiapkan
anak, di antaranya:
pendidikan dengan keteladanan, pendidikan dengan adat kebiasaan,
pendidikan dengan nasihat, pendidikan dengan memberi perhatian,
dan pendidikan dengan memberikan hukuman.
A.
Pendidikan dengan Keteladanan
Keteladanan dalam pendidikan anak adalah metode yang paling
influentif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam
mempersiapkan dan membentuk anak di dalam moral, spiritual dan
sosial. Hal ini karena pendidik adalah contoh terbaik dalam
pandangan anak yang akan ditirunya dalam tindak-tanduknya, dan
tata santunnya, disadari ataupun tidak, bahkan tercetak dalam jiwa
dan perasaan sutu gambaran pendidik tsb, baik dalam ucapan atau
perbuatan, baik material atau spiritual, diketahui atau tidak
diketahui.
Allah SWT juga telah mengajarkan,
dan Dia adalah peletak metode samawi yang tiada taranya, bahwa
Rasul yang diutus untuk menyampaikan risalah samawi kepada ummat
manusia, adalah seorang yang mempunyai sifat-sifat luhur, baik
spiritual, moral maupun intelektual.
" Sesungguhnya telah ada pada
diri Rasulullah saw suri tauladan yang baik" (Qs 33;21)
Al-Asakari dan Ibnu As-Sam'ani
meriwayatkan dari Rasulullah SAW, bahwa beliau bersabda:
" Tuhanku telah mendidikku dengan
pendidikan yang baik"
cat: hadits ini sanadnya
terdapat kelemahan , tapi maknanya shahih.
Dengan demikian, ketahuilah wahai para ayah, ibu dan pendidik,
bahwa pendidikan dengan memberikan teladan yang baik adalah
penopang dalam upaya meluruskan kebengkokan anak. Bahkan
merupakan dasar dalam peningkatan pada keutamaan , kemuliaan dan
etika sosial yang terpuji.
Tanpa memberikan teladan yang baik ini, pendidikan terhadap
anak-anak tidak akan berhasil, dan nasihat tidak akan membekas.
Karenanya, bertakwalah kepada Allah swt, wahai para pendidik dalam
mendidik anak-anak kita. Mendidik mereka adalah tanggung
jawab yang dibebankan atas pundak kita.
B. Pendidikan dengan Adat
Kebiasaan
Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah.
"Fitrah
Allah yg telah menciptakan manusia mnr fitrah itu. Tidak ada
perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tapi
kebanyakan
manusia tidak mengetahui" (QS: 30:30)
Yang dimaksud dengan fitrah Allah adalah bahwa manusia diciptakan
Allah mempunyai naluri beragama, yaitu agama tauhid. Dari
sini, peranan pembiasaan, pengajaran dan pendidikan dalam
pertumbuhan dan perkembangan
anak akan menemukan tauhid yang murni, keutamaan-keutamaan
budipekerti, spiritual dan etika agama yang lurus.
Akan halnya faktor pendidikan Islam yang utama, Rasulullah
menegaskan dalam banyak hadits:
"Seseorang yang mendidik anaknya
adalah lebih baik daripada ia bersedekah dengan satu sha" (HR.
Tirmidzi)
"Tidak ada pemberian yang lebih
baik dari seorang ayah kepada anaknya daripada akhlak yang baik"
(HR Tirmidzi)
"Ajarilah anak-anak dan
keluargamu kebaikan, dan didiklah mereka" (HR Abdu'r Razaq dan
Sa'id bin Manshur)
"
Didiklah anak-anak mu dalam tiga perkara: cinta kepada Nabimu,
cinta pada keluarganya (ahlu'l-bait) dan membaca Al Quran" (HR
Ath Thabrani)
Juga adanya pengaruh faktor
lingkungan rumah, lingkungan sosial, sekolah atau luar rumah
lainnya.
"Seseorang berada dalam tuntunan
temannya, maka hendaklah salah seorang dari kamu melihat siapa
yang menjadi temannya" (HR Tirmidzi)
Pemahaman hadits ini adalah bahwa teman mempunyai pengaruh besar
terhadap seseorang.
Salah satu wasiat Ibnu Sina dalam
pendidikan anak-anak:
"Hendaklah
bersama seorang anak kecil dalam pergaulan sehar-hari, karena
anak-anak kecil yang berbudi pekerti baik, beradat kebiasaan
terpuji, dan karena anak kecil dengan anak kecil lebih membekas
pengaruhnya, satu sama lain akan saling meniru terhadap apa yang
mereka lihat dan perhatikan".
Sebuah kisah, Ar-Raghib Al-Ashdahani menyebutkan bahwa Al-Manshur
mendatangi beberapa orang tawanan dari Bani Umayyah. Ia mengatakan,
"Apakah derita yang paling pahit yang kalian rasakan dalam tahanan
ini?" Mereka menjawab" Kehilangan kesempatan kami untuk mendidik
anak-anak."
InsyaAllah, marilah kita manfaat kesempatan mendidik anak-anak
kita, buah hati kita, cahaya mata kita, sumber 'angin segar' kita
dikala kita kepayahan dengan dosa-dosa kita diyaumil akhir nanti (dengan
doa anak yg sholeh). Karena 'masa-masa emas' mendidik
seorang anak itu tak lama.
Wallahualam bishowab.
|